Ikuti Twitter

Pengurus IKAMIC Periode 2012-2015 : Ketua = Bei, Sekretaris = Norma, Bendahara = Waluyo

Emak, Aku Berhasil by Langga

Sabtu, 21 April 2012

Salah satu Judul Cerpen Dalam Buku 'ATAS NAMA KEHIDUPAN' 
Judul : Emak, Aku Berhasil
Penulis : Langga Gustanto 

EMAK, AKU BERHASIL

Rasanya menekuni dunia sastra tidak akan pernah ada habisnya, Emak pernah bilang.
“Nak, kenapa sih kamu maunya jadi seorang penulis?” Tutur Emak yang sempat membuatku bingung untuk menjawabnya.
“Kamu kan bisa melamar bekerja di perusahaan atau memberikan surat lamaranmu di salah satu lembaga pendidikan. Siapa tahu bisa diterima menjadi guru. Kamu kan punya title, Nak?” Tambahnya dengan nada memojokkanku. 
“Iya Mak.” Jawabku dengan santun.
“Mak, insya Allah apapun yang saat ini sedang kutekuni dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti memberiku jalan yang terbaik, semua butuh proses Mak, terkadang kita pun pasti didera kegagalan tetapi bagiku tidak untuk menulis. Aku bisa selalu berbagi dan memberi inspirasi pada dunia, dengan menulis jiwaku selalu menunduk karena setiap tulisan-tulisanku menjadi cermin kepribadian diri.” Tutupku dan Emak menghampiriku lalu segera memeluk. 

Karya Lagi dari alumni "ATAS NAMA KEHIDUPAN"

Selasa, 17 April 2012

Judul : ATAS NAMA KEHIDUPAN
Penulis : Langga Gustanto
Tebal : X 194 hlm
Harga : Rp. 41.700,-
ISBN : 978-602-225-365-5

Sinopsis:
KUMPULAN CERPEN “ATAS NAMA KEHIDUPAN”
Oleh: Langga Gustanto Sinopsis :

Hidup adalah anugrah yang Allah titipkan terhadap kita. Baik hitam atau pun putih itu adalah jalan yang harus ditempuh. Sejak usia kita baru berusia empat bulan dalam kandungan, di situlah jalan kehidupan kita ditentukan. Ada kalanya kita bertanya, kenapa kehidupan kita terasa berat untuk di jalani? Dari situlah kita harus introspeksi terhadap diri kita sendiri. Apakah kita telah berusaha maksimal dalam menggapai apa yang kita cita-citakan?

Dalam hidup, bencana yang paling besar adalah di mana kita kehilangan hasrat dan kemauan. Kita selalu menggenggam debu dan pasir, berada di bawah terik dan hujan, kian terasing dan terbuang. Kita semestinya melewatkan sebuah ruang yang semu dengan kerelaan, demi sebuah perjalanan yang lebih panjang ke depan. Semua pasti memiliki keinginan yang begitu kuat untuk merubah nasib yang tergenggam. Kala sekujur tubuh sudah lelah dan tiada berdaya, melempar doa-doa yang sumbang dan meneteskan air mata. Tentu. Jangan pernah takut dan malu untuk menangis, karena Tuhan ciptakan air mata untuk menghapus segala duka. Manusia hanya diminta untuk tidak berputus-asa, melewati setiap narasi kehidupan yang tersusun fana, tapi nyata untuk dirasa.